Breaking News

Tradisi Memasak Bubur Asyura di Kuin Utara

Tradisi Memasak Bubur Asyura di Kuin Utara
Tradisi Memasak Bubur Asyura di Kuin Utara
Tradisi Memasak Bubur Asyura di Kuin Utara (Kanalkalimantan.com/rizki)

Radio Limawaktu, - Setiap tahun pada tanggal kesepuluh bulan Muharam, penduduk Kuin Utara dengan setia meneruskan tradisi memasak bubur Asyura.

Contohnya, pada hari Selasa, 16 Juli 2024, di Mushala At-Taqwa RT 03, Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kegiatan persiapan dimulai sejak pagi.

Warga yang tinggal di tepi Sungai Kuin sibuk menyiapkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk memasak bubur Asyura dengan penuh semangat.

Setiap tahun, pada Yaumul Asyura atau hari kesepuluh bulan Muharam, warga Kuin Utara dengan tekun mengikuti tradisi memasak bubur yang dikenal sebagai bubur Asyura.

Bubur ini diolah menggunakan beras dan campuran 41 jenis sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan, seiring dengan keyakinan bahwa hari ini merupakan waktu terjadi banyak peristiwa penting dalam sejarah umat Islam.

Tradisi memasak bubur Asyura dengan bahan-bahan beragam ini telah menjadi bagian dari warisan turun-temurun masyarakat Banjar setiap tahun pada Yaumul Asyura.

Di Kuin Utara, kegiatan memasak bubur Asyura dilakukan oleh kaum laki-laki, sementara perempuan bertanggung jawab dalam persiapan bahan dan penyajian.

Menurut Rusdianti, penduduk setempat, tradisi ini selalu dilakukan setiap tanggal 10 Muharam dengan menggunakan tidak kurang dari 41 macam bahan seperti beras dan berbagai sayur-sayuran.

Persiapan untuk memasak bubur Asyura dimulai beberapa hari sebelumnya, dengan penduduk bersatu hati mengumpulkan bahan dan dana secara sukarela dari sumbangan warga sekitar.

"Kami mengumpulkan sumbangan dari warga sekitar untuk membeli bahan-bahan yang diperlukan," jelas Rusdianti.

Roby, seorang ahli dalam memasak bubur Asyura, menyampaikan bahwa pada peringatan tahun 1446 Hijriah ini, mereka memasak sekitar 20 liter beras.

“Kami memasak satu blek untuk dibagikan nanti,” ucap Roby.

Menurutnya, untuk memasak satu blek beras dengan mencampurkan 41 macam bahan, dibutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan terus diaduk hingga menjadi bubur.

Setelah dimasak, bubur Asyura akan didoakan agar mendapat berkah, lalu dibagikan secara adil kepada penduduk sekitar.

Bubur Asyura bisa dinikmati langsung pada siang hari setelah dibagikan, atau sebagai hidangan berbuka puasa sunnah pada hari Asyura.

Yaumul Asyura, atau hari kesepuluh bulan Muharam, adalah tradisi lama masyarakat Banjar Melayu, yang secara turun-temurun membuat dan membagikan bubur tersebut.

Secara historis, suku Banjar, yang mayoritas beragama Islam Sunni di Kalimantan, merayakan hari Asyura dengan memasak bubur Asyura dari beras dan campuran 41 bahan, termasuk sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Bubur ini menjadi pengingat dan pembelajaran dari peristiwa bersejarah bagi umat Muslim, mulai dari Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT hingga kenabian Muhammad SAW, rasul terakhir yang membawa ajaran Islam untuk umat manusia sampai akhir zaman.

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close