RadioLimawaktu.Com, - Menjelang Lebaran tahun ini, ratusan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Kabupaten Jombang harus menelan pil pahit. Mereka dipaksa mengembalikan Tunjangan Profesi Guru (TPG) THR yang telah ditransfer oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Jombang ke rekening masing-masing pada Selasa (25/3).
Permintaan pengembalian ini mengejutkan dan menimbulkan kekecewaan mendalam bagi para guru.
"Kami sangat kecewa. Beberapa rekan sudah menggunakan uang tersebut untuk belanja kebutuhan Lebaran dan membayar tagihan. Tiba-tiba kami diminta mengembalikannya," ujar Zainur Rofiq, Ketua KKG PAI Jombang, Jumat (28/3).
Dua Kali THR, Satu Harus Dikembalikan
Menurut Zainur, ASN guru PAI menerima dua jenis THR. Pertama, gaji THR dari Pemkab Jombang, dan kedua, TPG THR yang cair pada Selasa (25/3) sekitar pukul 10.00 WIB. TPG dua bulan ditransfer dalam satu kali transaksi, disusul dengan transferan senilai satu bulan TPG atau setara gaji pokok guru.
Ketika dana masuk, banyak guru bertanya-tanya karena informasi terakhir menyebutkan bahwa TPG THR bukan lagi tanggung jawab Kemenag, melainkan Pemkab. Sebagian guru mengira bahwa dana tambahan tersebut adalah TPG bulan Maret.
Namun, selang beberapa jam, Kemenag mengonfirmasi bahwa dana tersebut adalah TPG THR. Sayangnya, tak lama kemudian muncul pengumuman tidak resmi melalui pesan singkat bahwa TPG THR harus dikembalikan, dengan tenggat waktu hingga Sabtu (29/3). Barulah pada 26 Maret, surat resmi terkait pengembalian diterbitkan.
Proses Pengembalian Bermasalah
Hingga kini, belum semua guru mengembalikan dana tersebut. Beberapa yang telah mengembalikan pun menghadapi kendala, seperti ketidaksesuaian kode billing dengan identitas guru dan selisih pembayaran.
Ironisnya, sejumlah guru bahkan harus mengembalikan lebih banyak dari yang mereka terima, dengan selisih Rp170 ribu hingga Rp237 ribu. Hal ini diduga karena dana yang masuk ke rekening guru sudah dipotong pajak, sementara pengembalian ke Kemenag dilakukan tanpa pemotongan pajak.
Situasi ini semakin menambah beban bagi para guru, terutama menjelang hari raya yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan. Para guru berharap ada kejelasan dan solusi yang adil terkait polemik ini.
Sumber: Radar Jombang
0 Komentar